PGSD.UNG - Ice Breaking atau lebih dikenal sebagai pencair suasana pembelajaran, merupakan suatu hal yang harus dan wajib dilakukan selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung. Mengapa dikatakan demikian?, sebab KBM baik di luar maupun di dalam kelas tanpa ice breaking, maka akan terkesan kaku atau monoton. Terlebih khususnya saat mengajar siswa sekolah dasar (SD) di mana anak di usia ini sangat menyukai proses belajar sambil bermain. Bukan hanya anak SD saja, bahkan semua kalangan pun saat berkegiatan seperti pelatihan dan sejenisnya turut melaksanakannya.
Begitu wajib dan harus dilakukan, demikian benar adanya. Tentunya ice breaking begitu sangat membantu para guru untuk menambah kefokusan belajar siswa, menjadi penyemangat belajar, serta menggairahkan siswa dalam KBM. Bukan tanpa sebab dan alasan, ice breaking ini telah diterapkan dan dirasakan manfaatnya oleh penulis selaku Mahasiswa Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Liga I Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo, tepat saat melaksanakan tugas menjalankan program di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Kwandang terkait Pengembangan Sekolah Perdamaian, yang beralamat di Desa Alata Karya Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, selama 3 bulan.
Penerapan di mulai dari kelas rendah hingga kelas tinggi. Lebih tepat di kelas yang tengah kosong karena wali kelas maupun guru pelajaran yang bersangkutan belum hadir atau sedang berhalangan masuk. Sebagaimana tugas selain menjalankan Program PKKM Liga I, yakni membantu guru dalam KBM di sekolah, ini selaras dengan mata kuliah yang saat ini tengah di kontrak penulis yakni Pengenalan Lapangan Persekolahan II (PLP II). Perlu diketahui, selain menggairahkan pelaksanaan KBM, pun ice breaking ini sangat begitu membantu dalam mendekatkan sekaligus mempererat hubungan dengan para siswa. bak tanpa sekat, bak saudara, bahkan layaknya orang tua kandung. Bahkan menjadi sosok yang selalu dirindukan kehadirannya di sekolah. Masyaallah, begitu dahsyat manfaat dan dampak dari pelaksanannya.
Selama pelaksanaan ice breaking yang dilakukan penulis, siswa selalu menyambutnya dengan penuh antusias, di tambah lagi dengan senyum merekah, tanda mereka bergembira untuk segera memulai dan melakukannya. Layaknya mendapatkan suprise hadiah yang diiming-iming sejak lama. Dengan demikian, penulis pun bak mendapatkan amunisi yang tak terhingga, sebab belum saja di mulai antusisme siswa sudah sangat luar biasa. ibaratnya, "wow, ini jauh dari ekpektasi awal loh". Bahkan, baru sekali saja diterapkan, siswa sudah candu. Dan sesuai harapan, gairah belajar semakin meningkat, sungguh sangat luar biasa bukan?. Inilah, mengapa di awal penulis mengatakan bahwa ice breaking adalah hal yang harus dan wajib dihadirkan dalam KBM.
Dengan demikian, begitu banyak pelajaran dan pengalaman yang penulis dapatkan selama berada di SDN 2 Kwandang, terlebih terkait penerapan ice breaking dalam KBM. Sama halnya dengan memori-memori yang tercipta bersama. Rasa-rasanya tak ingin ada kata perpisahan, yang lebih pantas hanya kata jeda, semoga lekas kembali berjumpa, panjang umur, sehat selalu, semangat mengejar cita-cita dan pantang menyerah, salam sayang selalu, demikian pesan yang terus penulis ulang dan tersampaikan kepada Siswa SDN 2 Kwandang.
Salam Pendidik Muda
Marilah Bergerak dan Berjuang Bersama
Demi Masa Depan Pendidikan yang Lebih Baik
Demikian, semoga tulisan ini bermanfaat.
Penulis: Nurhidayanti Wibawa (151419002)
Mahasiswa PGSD FIP UNG Semester 7
Workshop Pemamfaatan Media Pembelajaran Berbasis Literasi dan Numerasi Di Sekolah Dasar dilaksanakan di SDN 7 Tapa, pada Tanggal 13 Desember 2023
WEBINAR Mata kuliah Pengembangan Kurikulum SD merupakan proyek mata kuliah mahasiswa kelas, 3E, 3F dan 3G. Kegiatan Webinar ini d laksanakan secara daring dan luring. Dilaksanakan pada tanggal 12 Desember tahu 2023 bertempat d Aula Jurusan PGSD UNG lantai 1 pukul 08.00 hingga pukul 11.00
AAA
Kegiatan Musyawarah Kerja Fakultas Ilmu Pendidikan Tahun 2022 yang dilaksanakan di Ruang Sidang Rektorat Lantai 4