Sebagai bentuk komitmen dalam mewujudkan visi misi yang berawasan kebangsaan dan berdaya saing global, Jurusan PGSD FIP UNG melaksanakan webinar pendidikan dengan tema Transformasi “Sekolah” di Abad 21 (refleksi dan telaah kritis kebijakan new normal sekolah di Indonesia). Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama dosen, mahasiswa (HMJ PGSD FIP UNG) dan alumni (Forum Komunikasi Alumni PGSD. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Juni 2020 pada pukul 09 WITA-13.30 WITA. Tercatat 470 peserta yang registrasi dari berbagai daerah mulai dari Papua hingga Aceh, 170 yang hadir di ruang utama diskusi melalui aplikasi zoom dan lainnya mengikuti kegiatan melalui live streaming Facebook dan YouTube.Ketua Jurusan PGSD, Dr. Candra Cuga mengemukakan bahwa webinar pendidikan yang dilaksanakan sebagai upaya merespon berbagai tantangan yang dihadapi sekolah untuk bertransformasi sesuai tuntutan Abad 21, termasuk dalam berdaptasi terhadap implikasi wabah pandemi covid-19 dan menghadapi kebijakan new normal.Dr. Eduart Wolok Selaku Rektor Universitas Negeri Gorontalo membuka acara tersebut dengan memberi catatan bahwa pentingnya “sekolah” untuk melakukan berbagai cara dan strategi dalam menghadapi abad 21 karena tantangan dan kebutuhan siswa juga relatif berbeda. Beliau juga mengapresiasi kegiatan webinar tersebut, karena sejalan dengan beragam program di level Universitas. Seusai sambutan pak Rektor, salah satu mantan wisudawan terbaik FIP 2019 dan duta bahasa Gorontalo tampil dengan Lungga-Lunggi.Pada kegiatan webinar tersebut yang bertindak sebagai keynote speaker adalah Bapak Dr. Iwan Syahril, Ph.D selaku Dirjen GTK Kemendikbud RI. Ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh bapak Dirjen dalam kegiatan tersebut diantaranya, pentingnya pemahaman bersama tentang merdeka belajar, sekolah penggerak sebagai katalis dan profil pelajar Pancasila. Di ujung pemaparannya, beliau berpesan bahwa Kurikulum terpenting bagi anak-anak kita dalam masa pandemic Covid-19 adalah keteladanan sebagai hidden curriculum.Pada sesi kedua, Dr. Eduart Wolok selaku Ketua PGRI Provinsi Gorontalo menyampaikan makalahnya dengan menyampaikan beragam cara yang bisa dilakukan oleh sekolah dalam menghadapi new normal. Kompetensi guru mesti ditingkatkan, beragam program belajar harus dioptimalkan sesuai kebutuhan dan tantangan siswa. Sementara narasumber lainnya, pak Farid Ahmadi, M.Kom., Ph.D selaku sekretaris umum Himpunan Dosen PGSD Indonesia menyampaikan gagasannya tentang pentingnya membangun eksositem pembelajaran di sekolah Abad 21, beragam platform dan aplikasi pembelajaran daring disampaikan oleh narasumber tersebut, namun tetap berpesan bahwa pembelajaran yang baik harus sesuia dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Diujung sesi kedua webinar tersebut, Dr. Arwildayanto selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan juga turut menyampaikan gagasannya tentang pentingnya tata kelola sekolah dalam menghadapi new normal. Beragam paket program dan kebijakan sekolah harus mampu menjawab tantangan tersebut.Sementara pada sesi terakhir webinar tersebut, ada special ferformance dari alumni dan mahasiswa PGSD FIP UNG. Munawir Patilima salah seorang guru berprestasi tingkat nasional menampilkan film pendek pendidikan yang disutradarainya sekaligus pemeran utama dengan menyampaikan pesan yang tersirat pada film yang berjudul “mendidik di tengah wabah”. Sementara Rama Yuda Dumbela mendesiminasikan modul pembelajaran IPS SD berbasis Android. Yuda tercatat sebagai MAWAPRES FIP dari jurusan PGSD.